Selasa, 29 Oktober 2013

Puisi :Berharap Kau hadir Hari Ini



Tak semestinya aku harus menunggunya..
Tak seharusnya aku harus berharap lagi..
Meski tak menjalani sebuah perasaan..
Aku masih ingin berteman..
Tapi, kenapa hati ini terlukai lagi..
Disaat2 aku menantinya,ternyata Ia tak tiba jua..
Mungkinkah hati ini terus menyiksa diri..
Diantara ramainya orang,ku tetap merasa sepi..
Tak hadirpun tak perlu bagiku..
Tak dapat kualahkan, hati,luka dan perasaaan begitu dekat..
Ku berharap lagi kau hadir..
Padahal itu hanya sebatas keinginanku saja..
Kuberharap lagi kau hadir..
Untuk megisi rasa penatku,,
Mungkin esok kutak berharap lagi,,karena kau bukan milikku lagi..
Terima kasih sudah membuatku menunggu untuk hari ini..
By  mina


PEREMPUAN
Perempuan itu tangguh, jiwanya bersimbuh dalam lara
Tapi, hati selalu menguatkannya pada yang Kuasa
Perempuan yang kuat ketika luka membara,
Tapi kesabarannya selalu menuai jiwa-jiwa yang permai.
Adakah perempuan yang hadir di tengah-tengah kegelapan dunia?
Ketika hatinya rapuh, tapi tekad masih saja tangguh
Perempuan yang kuat, ia takkan bisa lepas dari air mata kebahagian
Duka perih tersimpan  begitu dalam
Tapi, senyummu masih saja kau tebarkan
Perempuan, kekuatanmu laksana pedang tajam
Terhembus dan terdampar, tapi kau bersandar dalam kekuatan
Unttukmu perempuan,
Jangan pernah merasa lelah dan letih kala kau berjuang
Karena untukkmu perempuan kedamaian belum berakhir
Jika hatimu masih tersimpan luka lara.
***
Puisi di atas, dikhususkan untuk perempuan-perempuan yang selalu sabar dan tegar dalam menghadapi segala ujian. Khususnya perempaun Aceh yang masih menyimpan segudang luka untuk mengenang masa lalunya. Masa lalu yang terjadi di aceh, konflik yang berkepanjangan membawa luka bagi perempuan yang di tinggalkan oleh suami, kehilangan, yang masih menyimpan luka. Karena luka masih ada meskipun damai sudah terlewatkan sepintas oleh mata.

MENGEJAR MATAHARI
Waktu terus berlalu
Langkah kaki mengejar matahari
Pagi, langkahnya membuka pintu untuk pertama kali
Bertumpuk kayu di atas punggung
Menoleh, tetap tegar penuh sabar
Menatap, hela nafas yang panjang
Berderu penuh dengan keputus asaan
Bisakah aku menikmati hasilnya esok?
Pertanyaan kecil tersisip dari balik kekecewaan hati
Pagi, lagi berlaju lebih cepat sebelum matahari terbit
Bersiap, berkemas, meskipun belum memakan sesuap nasi
Berjalan dengan setapak kaki,
Berlomba dengan binatang pemakan tanaman
Berjalan lagi, pagi menjelang siang sampai
Agar hasilnya dapat dinikmati oleh si penanam

Makna puisi di atas, kukisahkan dari seorang perempuan yang mengejar matahari di pagi hari, seorang petani yang berkebun dengan jarak tiga jam perjalanan. Perempuan yang terbangun sebelum matahari terbit. Berjalan dengan penuh kecepatan  bersaing dengan hewan pemakan tanaman seperti beruang dll. Ia merasa gagal, ketika  hasil panen di ambil oleh binatang liar. Tapi, ia tak pernah putus asa, ia terbangun leebih awal. Agar tanamannya dapat terselamatkan dan menuai hasil yang indah.




LUKA DALAM CINTA
Tegarmu selalu saja kau lawan
Tulang tak lagi berguna kala harum telah tiada
Ibarat tebu habis manis sepah kau buang
Tapi itu bukan bijakmu lawan
Hati tak pernah tidur dalam satu pikiran
Biarpun kau lepas, tapi kenestapaanmu tak pernah bisa kau lepaskan
Bagaimana mungkin kau bisa berpaling seketika
Kala rasa sakit, perih tiada tara kau juga tak pernah ada
Biarkan saja ombak berderai,
Biarkan saja pecah, segelas kopi yang kau minum tak membuatku bahagia
Retak bukan berati tak ada ujung
Derita bukan berarti tiada akhir
Justru, karena egomu melawan takdirku hingga ku bisa berdiri
Biarkan bayi ini besar tanpa ada pembesarnya’
Darahmu bukan lagi darah untukku hatinya yang kau lukai
***
Teman, ini adalah kisah sahabat saya ketika SMA, ia terlalu cepat mengambil tindakan bersama sang kekasih hatinya. Hati hancur ketika cinta tak lagi unttuknya. Bahkan ia sudah mengandung tiga bulan.
Kekasih itu datang, kemudian sering menawarkan kebahagiaan hingga berakhir dengan kekecewaan. Ketika keinginannya sudah tercapai, ia rela meninggalkan tanpa beban dalam pikirannya.
Cinta dikala pacaran, tak menjamin sebuah kebahagiaan yang besar. Justru pacaran setelah menikah menjadi solusi yang tepat untuk membangun keluarga yang sakinah dan cinta penuh romantika.
Apalah daya, jika nasi telah menjadi bubur. “ polisi dan penyesalan selalu saja datang terlambat”.
Yah, tak ada guna lagi, berandai-andai. Semua adalah tidakan kita sendiri. Buat kita atau kamu semua berhati-hatilah dengan tawaran ngombal seorang laki-laki. Terutama yang belum menjadi mahrammu. Karena tindakan yang salah akan mengahasilkan hasil yang salah juga.
Jika hal tersebut sudah terjadi di masa mudamu, jangan khawatir Allah maha pengampun dan maha penyanyang. Maka bertaubatlah dengan segera.
“Maka kami ampuni baginya kesalahan itu, dan sesungguhnya, dia memiliki kedudukan yang dekat pada sisi kami dan tempat kembali yang baik” ( QS Shad:25).



















Badai masih tersisa
Desir angin berhembus menerpa kenestapaan
Terusik, gundah, distiap jiwa-jiwa yang masih lelap
Terbangun, terhentak dan terbawa arus.
Kini, tangisan terdengar dari sudut-sudut rumah mulai rapuh
Jeritan seorang perempuan separuh baya, mengiba




















Tidak ada komentar: