Ayah…
tak dapat ku lukiskan betapa bahagia hati ini
Dihari ini, aku
ingin melihatmu tersenyum
Walau tubuhmu
tak dapat memelukku dengan dekap
Tapi, aku
melihat air mata kebahagiaan dari wajahmu
Ayah…
kini aku telah
lulus sekolah
Aku ingin
mewujudkan impian dan cita-citaku
Aku ingin
mendaki puncak tantangan
Menerjang batu
granit kesulitan
Aku ingin
ketempat-tempat yang jauh
Berkelana, menemukan
arah masa depanku
Ayah…
Kau selalu mengutamakan pendidikanku
Kau yang
mengajarkanku tegar dalam menghadapi hidup
Semangatmu selalu
terkenang dalam hatiku
Perjuanganmu
yang menjadi panutanku
Ayah…
Ku sadar
tanganmu tak mampu lagi kau gerakkan
Kakimu tak bisa
lagi melangkah
Tubuhmu
terbaring di atas tempat tidur
Tapi, aku tak
pernah lelah untuk menjagamu
Ayah…
Aku mengerti
maksud pikiranmu
Setelah membaca
surat Usmu dari kepala sekolahku
Air matamu
berlinang membasahi kertas-kertas itu
Kau tak bisa
melepaskan kepergianku
Kau ingin aku
selalu ada di sampingmu
Ayah…
Aku rela tidak melanjutkan
kuliah demimu
Agar aku bisa
hidup lebih lama bersamamu
Walau suka dan
duka
Kan ku simpan
cita-citaku yang ada
Ayah…
Aku melihatmu
menangis dari sudut-sudut kamarku
Hati ini sakit
melihat tangisanmu
Di saat engkau
merangkul tubuhmu karena rasa sakit itu
Aku tahu engkau
ingin lepas dari penderitaan ini
Ayah….
Setiap kali aku
melihatmu, hatiku ingin menangis
Melihat tubuhmu,
matamu, jemari tangan dan kakimu yang begitu dingin
Aku ingin
merasakan sakit seperti yang kau rasakan saat itu
Ayah….
Satu hari
sebelumnya, Aku masih bisa tertawa dan tersenyum
Tanganku masih
mampu menyuapi makanan untukmu,
masih bisa
mendekap dan tidur di sampingmu
dan masih bisa membuatmu tersenyum,
Ayah….
Tepat jam lima pagi
Engkau pergi
dari dunia ini
Kau hembuskan nafas
terakhirmu di saat Aku memegang tanganmu
Disaat mu’adzin
mengumandangkan adzan
Allah
mengambilmu dari dunia yang fana ini
Ayah….
Bagiku kau pergi
terlalu cepat
Kau tak bisa
melihatku memakai pakaian guru
Seperti yang kau
impikan sebelumnya untukku
Ayah….
Satu hari
sebelum kepergianmu
Aku menulis
pesan terakhirmu di dalam buku harianku
Ku tulis kata-kata itu
dengan linangan airmata
“anakku, jika ayah pergi..
Jagalah ibumu,ibumu,dan adikmu, bahagiakanlah ia dengan menggapai
cita-citamu.
Ma,afkan ayah, surat Usmu yang kau berikan bukan berarti ayah abaikan.
Tetapi, ayah yakin tanpa itu kau bisa mengarunginya. ”
Ayah….
Andai kau tahu
Hatiku sangat
teriris saat kau ucapkan kata-kata itu
Ya Allah, Engkau
Maha Tahu dari apa yang tidak aku ketahui
Engkau Maha
Melihat dari apa yang aku sembunyikan
Engkau Maha
Pengampun, dari itu ampunilah dosa kedua orang tuaku
Ya Allah,
kabulkanlah do’aku.
By Siti Aminah
(memory tentang ayahku akhir kelas 3 SMA Timang Gajah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar