Rabu, 23 Oktober 2013

Kondom Solusi Menyesatkan!



Siti Aminah

Miris. Menteri kesehatan RI  Nafsiah Mboi, menjalankan program pembagian kondom gratis kepada masyarakat. Meski pembagian kondom  hanya pada tempat tertentu saja, tapi menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat banyak. Kebijakan Metkes tersebut mengupayakan agar proses penularan HIV dan AIDS terutama di Indonesia akan menurun. Faktanya, menurut laporan Metkes akhir-akhir ini peningkatan HIV dan AIDS terus meningkat.
Bila ditinjau secara positif, tentu kebijakan tersebut tidak ada salahnya. Karena, banyaknya pergaulan dan seks bebas terutama di Indonesia sudah menjamur. Kebebasan tersebut lebih didominasi oleh kalangan remaja yang berusia rata-rata 15-17 tahun. Melihat kondisi generasi muda yang kian lama semakin rapuh, apakah pembagian kondom kepada kalangan remaja justru menjadi solusi yang menyesatkan?
Penyalahgunaan “kebebasan” sering kali salah di artikan dalam kelompok remaja. Menurut data Statistik Indonesia mengatakan  bahwa 80 % remaja Indonesia sudah tidak perawan lagi. Hal tersebut disebabkan banyak remaja yang terlibat menjadi pekerja seks komersial (PSK) dan responden menyampaikan pernah melakukan seks selama pacaran. Dengan kasus tersebut, bisa dikatakan generasi bangsa Indonesia berada dalam gerbang kerapuhan.
Ditambah lagi dengan kasus peningkatan HIV dan AIDS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bila di telaah juga desebabkan oleh perlakuan seks bebas tingkat remaja dan dewasa. Bila tidak menggunakan alat kontrasepsi, cenderung akan mempercepat penularan HIV dan AIDS. Salah satu penggunaan kontrasepsi yang aman salah satunya dengan memakai kondom. Kondom adalah perangkat penghalang yang paling umum digunakan selama hubungan seksual untuk mengurangi kemungkinan kehamilan dan penyebaran penyakit menular seksual. Seperti PMS,gonore,sifilis,dan HIV.
Kondom perlukah?
Bila kita melihat kondisi di atas, maka pembagian kondom secara gratis dapat menyebakan beberapa permasalahan, sesuai dengan cara pandang masyarakat banyak. Dampak negatif dari pembagian alat kontrasepsi tersebut salah satunya merubah cara pandang masyaratkan menjadi pendidikan yang cenderung mengajak remaja untuk melakukan seks pra nikah. Apabila kondom yang dibagikan tersebut jatuh kepada orang yang belum pernah memakainya. Tentu, mereka akan memandang bahwa seks bebas akan menjadi culture bagi bangsa Indonesia. Padahal, tanpa di bagikan secara gratis banyak remaja yang belum mengetahui dimana tempat penjualan kondom!.
Pembagian kondom secara gratis dianggap perlu apa bila dibagikan kepada orang-orang yang tepat. Dalam konteks kekinian sesuai dengan perkembangan zaman, tentu wabah tingkat Aborsi, penularan HIV dan AIDS, IMS,  di Indonesia kian berkembang. Dari itu pembagian kondom di sangat perlu dikalangan para elit seks bebas saja, di salon-salon, dan di tempat yang rentan seseorang melakukan seks bebas. Pembagian kondom tersebut buka untuk semua kalangan remaja. Terutama yang ada di sekolah-sekolah di berbagai daerah. Bila hal itu terjadi, akan di kawatirkan adanya penyalahgunaan terhadap alat kontrasepsi tersebut  khususnya bagi kalangan remaja.
Benarkah pebagian kondom itu solusi yang menyesatkan bagi kalangan remaja?  Pada dasarnya, kehidupan di  era modern ini  kebebasan bukan lagi sesuatu yang mustahil bagi kalangan itu sendiri.  Kekawatiran tersebut mewabah ketika pembagian itu tidak di khususkan kepada orang-orang tertentu saja, bukan tambah menanggulagi penularan malah akan meliarkan seks beresiko.
Ada beberapa solusi untuk tidak terkena penyakit HIV dan AIDS.
A.     Abstain
Jangan melakukan seks sebelum menikah. Terutama hubungan seks beresiko.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32)
B.     Be faithful
Setialah pada pasangan anda. Kalau dalam istilah trenya tidak perlu “gonta ganti pasangan cukup satu saja” karena dapat menularkan berbagai penyakit.
C.     Condom
jika hubungan seks tersebut adalah seks yang berisiko kehamilan atau penularan penyakit, maka pakailah kondom. Agar tidak mudah tertular



D.     Drug
Jauhi drug (obat-obatan terlarang), baik drug telan yang dapat menyebabkan gairah seks meningkat seperti ekstasi, atau drug suntik yang menularkan langsung penyakit dari alat suntiknya itu.
E.     Equipment
Jangan bergantian atau berbagi menggunakan alat seperti jarum suntik atau alat potong kuku, tato atau alat-alat lainnya yang dapat berhubungan dengan darah. Yang terakhir adalah tetap memberikan E= education kepada kalangan masyarkat banyak. Terutama pendidikan agama agar tidak semena-mena dalam melakukan seks bebas.
Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun alaihi)
Persoalan pembagian kondom gratis bukan hanya sebagai tawaran yang menyesatkan, melainkan bisa menambahnya peningkatan seks bebas di semua kalangan. Kebijakan metkes harus benar-benar jeli untuk mengarahkan kemana saja kondom itu di bagikan? Apakah pada kalangan sekelompok masyarakat yang sudah berstatus menikah, kepada pekerja seks komersial (PSK) atau kepada remaja yang justru bisa memancing hasrat keingin tahuan mereka terhadap benda tersebut.
Dalam  masalah ini, peran keluarga juga sangat berperan penting untuk menjaga pergaulan anak-anaknya. Agar tidak terjerumus dalam pergaulan seks bebas yang telah menjamur di Negara tercinta ini. Semoga generasi bangsa kedepan merupakan cerminan untuk bisa mengurahi pergaulan yang berbudaya kebarat-baratan. Serta mendalami pendidikan agama islam, untuk mencegah dari yang mungkar.










Tidak ada komentar: