Siti
Aminah
Ada
yang menarik di hari raya Idul Fitri 1433 H ini. Suasana mudik dari Banda Aceh
menuju kota dingin berjalan dengan lancar-lancar saja. Meskipun rute perjalanan
macet di hari meugang, tapi tidak ada tanda-tanda kecelakaan di sepanjang
perjalanan. Apa sih yang membedakan lebaran di daerah tinggi gayo dengan kota
Banda Aceh? Meskipun gayo juga termasuk warga Aceh secara umum, tapi lebih
banyak menggunakan bahasa gayo dibandingkan dengan bahasa Aceh. Dalam adat istiadat,
pola pikir, tradisi menikah, sampai tradisi lebaran akan memiliki khas
tersendiri dengan kota-kota daerah lainnya.
Misalnya
tradisi yang sangat terlihat ketika mempersiapkan kue lebaran yang akan
disajikan kepada tamu-tamu yang hadir ke rumah masing-masing. Biasanya, Adat
aceh asli akan memasak masakan tersendiri sesuai dengan tradisi masing-masing.
Misalnya saja kota Meulaboh mereka akan memasak jernang,karah, dan lainnya
sebagai tanda kekhasan makanan saat menjelang lebaran. Begitu juga kota lain, seperti
Aceh selatan,Aceh Tamiang, Aceh Besar, dan seluruh kota yang ada di Aceh.
Di
dataran Tinggi Gayo biasanya ada persaingan dalam membuat kue. Ada yang
memperbanyak dengan membeli di pasar-pasar. Ada juga yang mengerahkan tenaga
untuk membuat beberapa kue sebagai persiapan idul Fitri. Orang aceh asli tentu
akan memilih Timphan Aceh sebagai kue pokok saat lebaran. Begitu juga dengan
warga gayo, akan memilih lepat gayo sebagai menu utama yang siap disajikan
kepada siapa saja. Istilah timphan dan
lepat adalah dua istilah yang mempunyai arti yang sama jika dikaidahkan dalam
bahasa Indonesia. Sama-sama kue yang diracik dan dibungkus oleh daun pisang.
Ditengah-tengah
keunikan beragam adat istiadat yang ada di Aceh, pasti orang jarang mendengar
istilah lepat gayo atau timphan gayo. Selain ukurannya yang lebih besar dan
warna yang mencolok bila di bandingkan
dengan timphan ala Aceh. Kedua jenis kue ini mempunyai kesamaan namun memiliki
citra rasa yang berbeda.
Sebagaimana
kita ketahui, bahwa timphan Aceh adalah salah satu makanan tradisi aceh dengan
beragam bentuk dan keunikannya. Ada jenis timphan aso kaya, srikaya, timphan
gulung, dan jenis lainnya.
Lepat
gayo adalah salah satu lepat yang hanya ada di dataran tinggi gayo. Keunikan warna terlihat coklat tua dan
ukurannya yang lebih besar dari timphan Aceh.
Cara pembuatannya juga memiliki kesamaan perbedaannya jika lepat gayo
tepung di aduk dengan gula merah atau Aren. Dilihat dari segi ketahanan kue
tersebut, lepat gayo bisa bertahan berbulan-bulan. Biasanya, orang gayo jika
lepat tersebut tidak habis pada saat lebaran, maka akan di gantungkan dalam
bara Api sebagai tanda bahwa kue tersebut sudah di panaskan kembali.
Sebenarnya, kedua jenis makanan khas aceh
tersebut memiliki kesamaan dan kekhasan rasa tersendiri. Hanya saja banyak
orang yang tidak mengenal lepat gayo. Bila ingin mencicipi citra rasa lepat
gayo, hanya ada saat lebaran saja. Bahkan hampir di seluruh kedai atau pasar
maupun tempat kuliner di gayo jarang yang menjual lepat gayo ini. Kebanyakan timphan
Aceh yang di jual oleh kalangan banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar