Pernahkah Anda
mendengar suami membunuh istri hanya gara-gara cemburu? Bukan hanya perlakuan
diskriminatif yang muncul ketika cemburu sudah bergejolak dalam diri manusia.
Namun, secara mentalitas juga sangat mempengaruhi. Akibat cemburu seseorang
bisa melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Misalnya berani membunuh yang
juga terimplikasi mengalami kerugian seumur hidup. Apalagi tindakan rasa
cemburu bisa membuat orang terjebak dengan istilah “bunuh diri” karena
ketidaksanggupan menahan rasa sakit hati.
Menurut psikolog Ratih Ibrahim, cemburu
adalah bagian dari rasa, perasaan –a feeling, not a taste- yang
merupakan bagian dari emosi negatif pada manusia. Perasaan ini bersaudara
sepupu dengan iri dan dengki, dan biasanya muncul lantaran ada rasa “tidak
aman” atas kepemilikan relasional yang terusik. Cemburu bisa terjadi di antara
kekasih, suami atau istri, saudara, atau teman terhadap yang lain.
Sebenarnya dampak
cemburu itu ada yang mengarah kepada hal-hal yang negatif, ada juga positif.
Cemburu yang membabi buta adalah kebiasaan mengikuti hawa nafsu marah,
terlindung segala kebenaran dan
masing-masing mau menegakkan pendirian walaupun ternyata masih ada kesalahan.
Cemburu ini bisa mengakibatkan sesuatu yang berdampak negatif terhadap pelaku
si pecemburu tersebut. Di sisi lain, cemburu kerab ditandai dengan rasa kasing
sayang. Beberapa pendapat mengatakan cemburu adalah tanda cinta. Tanpa cemburu
mungkin seseorang tak mempunyai rasa kasih sayang lagi pada dirinya.
Cemburu
Menurut Islam
Bagaimana sebenarnya
Islam menanggapi persoalan rasa cemburu? Ketika
Nabi Muhamad S.A.W diutus kepada umat manusia, Baginda mengisytiharkan bahwa
perutusannya adalah untuk melengkapkan akhlak yang mulia. Baginda juga menghapuskan
perilaku-perilaku hina dan meluruskan apa yang perlu diluruskan. Di antara
sifat yang mendapat perhatian Baginda dalam membetulkan masyarakat Jahiliyah di
tanah Arab ketika itu ialah sifat "cemburu" yang melampau. Sifat
cemburu yang dimiliki oleh lelaki Arab Jahiliyyah terhadap kaum wanita berlaku
sehingga mereka sanggup menguburkan anak puterinya hidup-hidup kerana khawatir
nanti ia akan berbuat sesuatu perkara yang memalukan.
Cemburu dalam rumah
tangga kerab sekali terjadi. Sehingga bisa mengakibatkan perceraian dan
kerusakan lainnya. Padahal semua masalah bisa diperbincangkan dengan
kesepakatan antara kedua belah pihak. Kecemburuan
yang melampau seperti ini diharamkan oleh Allah Taala, tetapi dalam masa yang
sama Allah turut melestarikan sifat cemburu dengan menjadikannya sebagai
sebahagian dari cabang iman.
Nabi Daud
A.S pernah berpesan kepada anaknya Sulaiman A.S, "Wahai anakku, jangan
terlalu banyak cemburu kepada isterimu, jangan kamu lihat yang buruk-buruk
sahaja. Ini kerana, sifat yang keterlaluan itu akan menyebabkan isterimu
menjadi mangsa tuduhan yang melampau padahal dia bersih dari tuduhan
tersebut" - Sunan Al Baihaqi 1/499
Namun,
tanpa cemburu juga bahaya. Melalui cemburu, seseorang menunjukkan sikap ingin
mempertahankan sesuatu seutuhnya, dijaga sepenuh pengawasannya. Tanpa cemburu
juga maka tiada siapa yang akan ambil peduli dan terpanggil untuk rasa
bertanggungjawab memperbaiki keadaan. Nabi SAW menganjurkan seseorang untuk
mempunyai rasa cemburu. Cemburu yang dianjurkan tentu cemburu yang mempunyai
qadar dan tidak berlebihan dalam memandang sebuah permasalahan. Cemburu yang
disarankan yaitu cemburu yang tidak merugikan sehingga menimbulkan penyakit
dalam jiwa manusia.
Cemburu Penyakit Jiwa
Menurut
Mu’awiyah ditulis dalam bulettin Ad-dakwah Ciri cemburu buta yaitu: memonitor
pasangan setiap waktu (kemana, dengan siapa, sedang apa), tidak mau mengakui
kesalahan, tidak tenang, ingin selalu diajak ke mana pun dan kapan pun, kasar
(sering marah, berteriak, memukul, merusak barang).
Rasulullah
bersabda: “Rasa cemburu ada yang disukai Allah
dan ada pula yang tidak disukai-Nya. Kecemburuan yang disukai Allah adalah yang
disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci ialah yang tidak disertai
alasan yang benar (cemburu buta).” (HR. Abu Daud).
Cemburu
buta itu merugikan, menyiksa jiwa, merusak kehidupan rumah tangga, mendorong
pelanggaran syariat, seperti banyak mengeluh, mencela, berprasangka buruk
sehingga menuduh orang yang tidak bersalah, curiga terhadap sesuatu yang belum
jelas dan pasti, rasa was-was yang berasal dari setan (QS. An-Naas:3-6),
Masalah-masalah di atas adalah cemburu
yang diharamkan oleh Allah SWT. Kecemburuan tersebut hanya mengundang Syaitan
untuk menjerumuskan manusia kedalam siksa-Nya. Ketika cemburu sudah mengelabui
hati seseorang dan bertindak diluar syari’at Islam maka akan menambah penyakit
dalam jiwa seseorang. Hal demikian sudah jelas dilarang oleh Allah dan
Rasulullah SAW.
Bagaimana cara menghilang rasa cemburu
yang berlebihan dan dapat menyebatkan hati berpenyakit? Pertama, orang yang
berlebihan dalam mengepresikan sifat cemburu akibat kurangnya keimanan
seseorang kepada Allah SWT, dari itu hendaklah kita meluruskan niat agar tidak
terpancing dengan emosi berlebihan. Kedua, sebelum mengambil keputusan, hendaklah
mendiskusikan segala sesuatu yang bisa menimbukan kecurigaan. Agar, perasangka
tidak terjadi dalam sebuah hubungan. Ketiga, bersihkan jiwa dari cemburu buta, jauhi
perilaku menyakiti hati pasangan, mengumpulkan pahala yang besar dalam bersabar
mengendalikan cemburu, menjauhi pergaulan yang buruk, berprasangka baik (positif thinking).
Ada beberapa point
penting mengenai cemburu menurut Mario Teguh jangan bangga kalau pasanganmu tak
cemburuan, itu artinya ia tidak cinta. Cemburu adalah tanda bahwa cinta harus
memiliki. Jika dia tidak penting bagimu, dan boleh diambil orang kapan pun, engkau
tak mungkin merasa cemburu. Cemburu adalah tanda cinta yang sehat, yang tidak
sehat adalah cemburu yang norak. Terlalu cemburu adalah tanda ketidak-stabilan
jiwa, berhati-hatilah untuk dua-duanya. Cemburu itu tanda bahwa cintamu kuat.
Tapi, pastikanlah dia pantas untuk kau cemburui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar